Pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapsiagaan terhadap ancaman kesehatan global. Namun, dunia belum sepenuhnya pulih dari pandemi tersebut, ancaman baru kembali muncul, yaitu Mpox. Penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet ini telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Meskipun Mpox bukan COVID baru, penyakit ini memiliki potensi untuk menyebar luas dan menimbulkan dampak kesehatan yang serius.

Artikel ini akan membahas tentang Mpox, menganalisis mengapa penyakit ini menjadi ancaman kesehatan global, dan mengulas langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengendalikan penyebarannya.

Mpox: Ancaman Kesehatan Global yang Meningkat

Mpox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus orthopoxvirus. Virus ini dapat menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Gejala Mpox mirip dengan cacar air, namun umumnya lebih ringan. Gejalanya meliputi demam, nyeri kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam yang muncul di wajah, tangan, kaki, dan tubuh.

Penyebaran Mpox terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi, seperti pakaian atau sprei.

Mpox telah menjadi ancaman kesehatan global yang meningkat karena beberapa faktor:

  • Meningkatnya jumlah kasus: Sejak tahun 2022, jumlah kasus Mpox telah meningkat secara signifikan di berbagai negara di seluruh dunia.
  • Penyebaran global: Mpox telah menyebar ke berbagai wilayah, termasuk negara-negara yang sebelumnya tidak pernah melaporkan kasus.
  • Kurangnya kesadaran: Banyak orang masih belum mengetahui tentang Mpox dan cara pencegahannya.
  • Keterbatasan vaksin dan pengobatan: Vaksin dan pengobatan untuk Mpox tersedia, tetapi ketersediaannya masih terbatas.

Mpox: Lebih dari Sekadar Penyakit Kulit

Meskipun Mpox seringkali dihubungkan dengan ruam kulit, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk:

  • Pneumonia: Infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
  • Encephalitis: Peradangan otak yang dapat menyebabkan kerusakan saraf.
  • Sepsis: Infeksi darah yang dapat mengancam jiwa.
  • Kehilangan penglihatan: Infeksi mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Mpox juga dapat menyebabkan komplikasi pada wanita hamil, termasuk keguguran dan kelahiran prematur.

Tantangan dalam Mengendalikan Penyebaran Mpox

Mengendalikan penyebaran Mpox merupakan tantangan yang kompleks, karena:

  • Kurangnya kesadaran dan akses terhadap informasi: Banyak orang masih belum mengetahui tentang Mpox dan cara pencegahannya.
  • Stigma dan diskriminasi: Stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi Mpox dapat menghambat upaya pencegahan dan pengobatan.
  • Keterbatasan sumber daya: Banyak negara, terutama di negara berkembang, memiliki sumber daya yang terbatas untuk menanggulangi wabah Mpox.
  • Perubahan perilaku: Perilaku seksual berisiko, seperti hubungan seksual tanpa kondom, dapat meningkatkan risiko penularan Mpox.

Strategi Pengendalian Penyebaran Mpox

Untuk mengendalikan penyebaran Mpox, diperlukan upaya multisektoral yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk:

  • Peningkatan kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Mpox, gejala, dan cara pencegahannya.
  • Vaksinasi: Meningkatkan cakupan vaksinasi Mpox, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
  • Pengobatan: Menyediakan akses yang mudah dan terjangkau terhadap pengobatan untuk orang yang terinfeksi Mpox.
  • Surveilans dan pelacakan kontak: Melakukan surveilans yang ketat untuk mendeteksi kasus baru dan melacak kontak orang yang terinfeksi.
  • Pencegahan dan pengendalian infeksi: Menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan dan tempat umum.
  • Pendidikan seksual: Meningkatkan pendidikan seksual dan kesadaran tentang perilaku berisiko yang dapat meningkatkan risiko penularan Mpox.

Peran PAFI SUMENEP dalam Upaya Pengendalian Mpox

Peran Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) SUMENEP dalam upaya pengendalian Mpox sangat penting. PAFI SUMENEP dapat berperan dalam:

  • Penyuluhan dan edukasi: Memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang Mpox, gejala, dan cara pencegahannya.
  • Ketersediaan obat dan vaksin: Memastikan ketersediaan obat dan vaksin Mpox di apotek dan fasilitas kesehatan.
  • Pemantauan dan pelaporan: Memantau dan melaporkan kasus Mpox kepada pihak terkait.
  • Kerjasama dengan pihak terkait: Bekerjasama dengan pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan, untuk mengendalikan penyebaran Mpox.

Kesimpulan

Mpox merupakan ancaman kesehatan global yang serius. Penyakit ini memiliki potensi untuk menyebar luas dan menimbulkan dampak kesehatan yang serius. Upaya pengendalian penyebaran Mpox memerlukan kerja sama multisektoral yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk PAFI SUMENEP.

Dengan meningkatkan kesadaran, meningkatkan cakupan vaksinasi, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi, kita dapat mengurangi risiko penularan Mpox dan melindungi masyarakat dari penyakit ini.

FAQ

1. Apakah Mpox sama dengan COVID-19?

Tidak, Mpox dan COVID-19 adalah penyakit yang berbeda. Mpox disebabkan oleh virus orthopoxvirus, sedangkan COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Kedua penyakit ini memiliki gejala yang berbeda dan cara penularannya pun berbeda.

2. Apakah Mpox dapat disembuhkan?

Mpox umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, pengobatan tersedia untuk membantu meringankan gejala dan mencegah komplikasi.

3. Bagaimana cara mencegah penularan Mpox?

Cara mencegah penularan Mpox meliputi:

  • Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
  • Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air.
  • Menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
  • Menggunakan kondom selama hubungan seksual.

4. Kemana harus pergi jika mengalami gejala Mpox?

Jika Anda mengalami gejala Mpox, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.